Senin, 28 Februari 2011

Skenario 1 Blok 1 Budaya Ilmiah


MENGUAK KEBENARAN KONTROVERSI INFORMASI
CARA PENULARAN FLU BURUNG
DENGAN BERPIKIR KRITIS


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seringkali kita dihadapkan dengan kontroversi terhadap sebuah informasi. Untuk mendapatkan kebenaran dari kontroversi informasi tersebut, diperlukan langkah-langkah yang tepat sehingga kita mendapatkan informasi yang valid. Salah satu caranya adalah dengan berpikir kritis.
Dalam kasus kali ini, telah terjadi kematian ayam kampung secara mendadak di Kabupaten Banyumas. Sebanyak 28 ayam kampung di Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, mati mendadak karena terjangkit flu burung. Agus, anak seorang peternak ayam di Desa Karanggintung, dijauhi kawan-kawan sekolahnya. Mereka menganggap Agus dapat menularkan virus flu burung, seperti yang mereka baca di koran. Namun Guru mereka menjelaskan, bahwa virus flu burung hanya ditularkan dari unggas yang sakit ke manusia.
Kontroversi informasi dalam kasus kali ini perlu diselesaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang lebih lanjut. Oleh karena itu, dalam laporan tutorial ini akan dibahas mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan kontroversi tersebut.
Dengan menyelesaikan skenario 1, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan cara berpikir kritis dan ilmiah dalam menyelesaikan setiap masalah sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat.


B. Rumusan Masalah


1. Kontroversi informasi apa saja yang ada dalam skenario 1?
2. Pendapat siapa yang ilmiah, pendapat guru atau teman-teman Agus?
3. Apa saja langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan kontroversi informasi cara penularan flu burung?


C. Tujuan


1. Mencari dan mengumpulkan informasi yang relevan untuk menyelesaikan kontroversi informasi dalam skenario 1.
2. Mengetahui pendapat siapa yang ilmiah, pendapat guru atau teman Agus.
3. Mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyelesaikan kontroversi informasi cara penularan flu burung.

D. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui informasi yang berhubungan dengan flu burung mulai dari pengertian flu burung, faktor-faktor yang mempengaruhi, cara penularan, penyebab, tanda-tanda, gejala yang ditimbulkan bila terinfeksi, dan cara pencegahan flu burung.
2. Mengaplikasikan berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah kontroversi informasi cara penularan flu burung.
3. Mampu memutuskan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyelesaian kontroversi informasi cara penularan flu burung.


BAB II
STUDI PUSTAKA

A. Flu burung
1. Definisi
Flu burung (avian influenza) adalah penyebab penting penyakit manusia yang merupakan penyakit infeksi akibat virus influenza tipe A (digolongkan Highly Pathogenic Avian Influenza – HPAI) yang pada umumnya mengenai unggas ke unggas atau unggas ke manusia. Virus flu burung disebut virus H5N1 yang termasuk virus penyebab zoonotic yang dapat melakukan berbagai variasi mutasi sehingga dikhawatirkan menjadi wabah pandemik (Peiris J.S & Malik, 2009).
Hingga 6 Juni 2007, WHO telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian di seluruh dunia. Di Indonesia, tercatat 99 kasus flu burung dengan 79 kematian. (http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_burung)
2. Penularan Virus Flu Burung
a. Dari unggas ke unggas
Menurut Rahayu (2010), penularan flu burung dapat terjadi dari unggas ke unggas. Unggas dapat tertular secara kontak langsung maupun tidak langsung dengan unggas penderita. Namun tidak ada indikasi penularan AI secara vertikal, yaitu dari induk kepada keturunannya. Virus bisa terkandung dalam telur dari ayam induk pembibit yang terinfeksi, namun embrio akan mati sebelum menetas.
b. Dari unggas ke manusia.
Sebagaian besar kasus kasus infeksi virus flu burung (HPAI) pada manusia disebabkan penularan virus dari unggas ke manusia, baik kontak secara langsung maupun tidak langsung. (www.cdc.gov/eid/content/16/7/pdfs/EID_Vol16No7)
c. Dari Manusia Ke Manusia
Penularan flu burung dari manusia ke manusia tidak biasa dan sangat jarang ditemukan. Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa virus flu burung dapat menular dari manusia ke manusia. (Peiris J.S. et al 2008)
Dua kemungkinan penularan flu burung dari manusia ke manusia dapat terjadi jika:
1. Virus menginfeksi manusia→mengalami mutasi→beradaptasi→mengenali lingkage RNA pada manusia→mendapat gen dari virus influenza manusia→bereplikasi secara efektif dalam sel manusia→membentuk protein tertentu →mengenali reseptor pada manusia→ membentuk jalan masuknya virus ke dalam sel manusia.
2. Baik virus avian dan human influenza bersama-sama menginfeksi manusia, sehingga terjadi “mix/rekombinasi genetic” sehingga menghasilkan strain virus yang sangat virulen bagi manusia. (Herman RA & Strorck M, 2005)
Di samping itu, telah terjadi proses penularan virus flu burung antar manusia di daerah Karo Sumatera Utara pada tahun 2005 (Longgini, 2005). Pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, Indonesia, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di Asia Tenggara (Thailand, Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap unik karena korban tidak berhubungan dengan unggas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_burung). Sehingga, dalam kasus ini dapat diduga bahwa penularan yang terjadi dari manusia ke manusia.
Meskipun saat ini telah terjadi proses mutasi virus flu burung, hingga sekarang belum terjadi proses penularan virus tersebut dari manusia ke manusia. Meski tidak menyebabkan penularan antar manusia, tapi mutasi ini telah menjadikan virus lebih mudah beradaptasi dengan tubuh manusia. (Charles Rangga Tabbu)
Pada beberapa kasus, penularan virus antar manusia ke manusia sangat dimungkinkan terjadi apabila seseorang melakukan kontak dengan pasien pada saat tahap akut penyakit ini. Pada contoh-contoh kejadian tersebut, penularan terjadi dengan sangat terbatas dan tidak mengarah kepada penularan massal yang lebih banyak di masyarakat, yang menunjukkan bahwa virus ini tidak mudah menular antara manusia ke manusia saat ini. (www.who.or.id)
B. Berpikir kritis
Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai. (Bhisma Murti, 2009).
Tujuan dari berpikir kritis adalah menantang untuk mencari alasan tantang mengapa dan bagaimana suatu hal itu terjadi, mencari alternatif penjelasan, merumuskan dan menguji hipotesis, menguji motif dan ketidaklengkapan, mencari ketidakcocokan, dan menganalisis (mengolah) informasi yang ada dan menyintesisnya (menggabungkan). (Richard W. Paul, 1990)

BAB III
PEMBAHASAN

Dari kasus yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa permasalahan utamanya adalah mengenai perbedaan pendapat tentang cara penularan virus flu burung.
Berdasarkan jurnal ilmiah yang telah kami diskusikan, dapat dikatakan bahwa pada umumnya cara penularan flu burung dapat terjadi dari unggas ke unggas dan dari unggas ke manusia, yaitu dengan tiga cara:
1. Kontak langsung: orang yang terinfeksi bersin lendir langsung ke mata,hidung/mulut orang lain. Kontak langsung dengan feses,air liur unggas.
2. Inhalasi (rute udara): ketika seseorang menghirup aerosol dari yang terinfeksi virus.
3. Tidak langsung: melalui permukaan yang terkontaminasi seperti uang kertas.
(Bridges, et al, 2003).
Ada pula kejadian yang seolah-olah menunjukkan bahwa flu burung dapat menular dari manusia ke manusia. Namun faktor-faktor pendukung penyebaran virus flu burung dari manusia ke manusia masih berupa hipotesis/teoretis, sehingga belum dapat dipastikan bahwa penularan tersebut benar-benar murni dari manusia ke manusia.
Oleh karena itu, penularan flu burung yang jelas benar secara ilmiah bisa terjadi dari unggas ke manusia, sedangkan penularan dari manusia ke manusia sampai saat ini masih dipertanyakan dan perlu dikaji lebih lanjut.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kontroversi informasi di masyarakat adalah:
1. Kita sebagai petugas kesehatan harus berfikir kritis, tidak panik, dan tidak mudah terbawa suasana. Kita harus bersikap tenang sehingga bisa mengontrol situasi. Kemudian segera mengkaji jurnal-jurnal ilmiah untuk mendapatkan informasi yang valid.
2. Bersama dengan institusi kesehatan lainnya kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit flu burung ini. Namun, sebelumnya kita harus memahami segala sesuatu tmengenai flu burung. Selain itu, kita sebagai mahasiswa juga harus mencari inovasi mengenai cara penyuluhan yang atraktif bagi masyarakat, seperti membuat film tentang flu burung atau suatu simulasi mengenai penanganan flu burung.
3. Masyarakat diberi pengetahuan yang cukup dan jelas tentang penyakit flu burung ini sehingga mereka tidak terlambat dalam menangani kasus flu burung yang mendadak (tanggap terhadap situasi dengan cepat).
4. Memberikan informasi tentang peran media elektronik yang ada seperti koran, atau televisi terhadap kevalidan informasi yang ditayangkan. Dijelaskan pula bahwa berita yang dapat dipercaya adalah artikel ilmiah, bukan artikel populer.
5. Pemberian vaksinisasi pada unggas yang sehat dan pada para pekerja berisiko tinggi terhadap penyakit ini.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Virus flu burung menular dari unggas ke unggas, unggas ke manusia, dan jarang sekali ditemukan penularan dari manusia ke manusia. Penularan dari manusia ke manusia mungkin terjadi dari guru Agus yang menyatakan bahwa virus flu burung menular dari unggas ke manusia. Sedangkan informasi dari koran dan dugaan teman-teman Agus itu perlu dikaji dan di lakukan penelitian lebih lanjut.
2. Dalam mengadapi perbedaan informasi, sebagai petugas medis, kita harus pandai dalam memilih dan memilah informasi yang ilmiah. Selain itu, kita harus melakukan langkah-langkah yang tepat, segara melakukan kajian ilmiah, tidak panik, dan melakukan penyuluhan yang bekerjasama dengan institusi kesehatan lain.
B. Saran
1. Dalam menghadapi perbedaan informasi, kita harus mampu bersikap kritis dan mencari sumber yang valid. Selain itu, kita harus bersikap tenang dan ilmiah dalam mencari keberan dari kontroversi.
2. Masyarakat selalu diberikan penyuluhan-penyuluhan tentang penyebaran virus flu burung sebagai antisipasi agar cepat tanggap terhadap panyebaran flu burung.






DAFTAR PUSTAKA

Deptan RI. 2005. Pencegahan dan Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza).

Murti, Bhisma 2009. ‘Berpikir Kritis’. lembaran kuliah dibagikan pada topik Budaya Ilmiah. Universitas Sebelas Maret. Gedung F Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 1 September.

Kamps et al. 2006. Influenza Report 2006. University of Stellenbosch

Radji,Maksum. 2006 .Avian Influenza A (H5N1) : Patogenesis, Penyebaran, dan Pencegahan pada Manusia.

Richard W, Paul. 2006. Center for Critical Thinking and Moral Critique. Sonom A State University, Rohnert Park, CA.

Avian influenza A (H5N1): pathogenesis, pencegahan, dan penyebaran pada manusia. Majalah Ilmu Kefarmasian. Dilihat 30 Agustus 2010.

Tjandra Yoga A. 2005. Flu Burung.
http://medicastore.com/penyakit/3001/Flu_Burung.html (30 Agustus 2009)

Avian Influenza. 2006. WHO. Dilihat 30 Agustus 2010.
Transmission and infection H5N1. 2008. Wikipedia. Dilihat 30 Agustus 2010.
 Flu Burung. n. d. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Dilihat 30 Agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar