BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kesehatan reproduksi mendapatkan perhatian khusus secara global sejak
diangkatnya isu tersebut dalam konferensi internasional tentang kependudukan
dan pembangunan (Internationa lConference
on Population and Development, ICPD) di Kairo, Mesir, pada tahun 1994. Hal
yang didapat dari konferensi tersebut adalah perubahan paradigma dalam
pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan pada kesehatan reproduksi
beserta pemenuhan hak – hak reproduksi. Dengan demikian pengendalian
kependudukan telah bergeser ke arah yang lebih luas, yang meliputi pemenuhan
kebutuhan kesehatan reproduksi bagi laki – laki dan perempuan sepanjang siklus
hidup, termasuk hak – hak reproduksi, kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan
dan penanggulangan kekerasan gender.
Orang
tua dan generasi penerus perlu dibekali dengan pengetahuan Kesehatan
Reproduksi. Hal ini bertujuan agar mereka memiliki pengetahuan yang benar
tentang sistem, fungsi dan proses reproduksi manusia. Dengan demikian kelak
mereka dapat mengembangkan keturunan yang sehat, cerdas dan produktif secara
bertanggung jawab.
Penyuluhan
merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi mengenai Kesehatan
Reproduksi kepada sasaran. Adapun penyuluhan ini merupakan bagian dari
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi yang bertujuan
memberikan informasi kepada sasaran dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
manusia melalui upaya kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi
secara terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan laboratorium
lapangan, diharapkan mahasiswa mampu:
- Melakukan penyuluhan KIE Kesehatan reproduksi di tingkat puskesmas khususnya tentang ANC-5T.
- Melakukan KIE Kesehatan reproduksi di kalangan anak remaja pada institusi sekolah (SMP-SMA).
- Melakukan penyuluhan KB secara terpadu dengan pelaksanaan upaya kesehatan reproduksi di tingkat puskesmas.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
A. Pertemuan Sebelum Kegiatan
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin , 28 Mei 2012 di Puskesmas Kerjo, Karanganyar. Pertemuan sebelum kegiatan
bertujuan untuk memperkenalkan diri kami kepada pihak
puskesmas, serta merancang agenda kegiatan yang akan dilakukan. Kami bertemu
dengan dr. Fitri Nur Rachmawati
dan diberi penjelasan
mengenai program penyuluhan yang ada di Puskesmas Kerjo. Puskesmas Kerjo
menyarankan program
penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dilaksanakan di posyandu Tumenggung Alap - Alap dengan
ibu - ibu peserta posyandu sebagai
target. Hal ini mempermudah kami dalam melaksanakan kegiatan Field Lab karena
kami bisa langsung mengikuti jadwal penyuluhan yang sudah ditentukan oleh
Puskesmas Kerjo.
B. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari
Senin, 4 Juni 2012. Pada hari itu dijadwalkan akan ada tiga materi yang di presentasikan pada penyuluhan di posyandu Temanggung Alap - Alap. Materi
pertama yaitu kesehatan reproduksi yang dipresentasikan oleh Adigama, Atma, dan Chumaidah. Materi kedua adalah
ANC ( Antenatal Care ) yang dipresentasikan
oleh Coraega, Ekkim, dan Firza. Dan materi ketiga adalah kontrasepsi yang dipresentasikan
oleh Hanne, Noviana, Steffi, dan Tatas. Seusai pengarahan dari dr. Fitri di Puskesmas Kerjo, kami langsung berangkat ke lokasi penyuluhan. Kami disambut oleh ibu
bayan setempat yang rumahnya digunakan sebagai tempat posyandu. Kemudian kami segera mempersiapkan
tempat dan materi yang akan kami presentasikan. Dilakukan juga pembagian leaflet yang berhubungan dengan materi
kesehatan reproduksi. Selanjutnya kami menyampaikan materi
presentasi sesuai dengan pembagian materi yang didapat. Di setiap sesi tanya
jawab kami juga memberikan penghargaan kepada peserta yang bertanya agar
terjadi komunikasi dua arah pada penyuluhan.
Penyuluhan berlangsung selama kurang lebih
1 jam. Kegiatan berjalan dengan lancar dan para peserta
mengikuti penyuluhan dengan tertib. Para peserta diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan. Tetapi
selama materi ketiga berlangsung, suasana
kurang kondusif. Hal ini mungkin karena anak – anak yang mengikuti ibu mereka
penyuluhan terlihat lelah dan ingin segera pulang. Akhirnya, kami mempersingkat
materi yang kami berikan, namun inti materi tetap kami sampaikan.
Kegiatan penyuluhan berakhir pada pukul 11.45. Kemudian kami melakukan sedikit evaluasi dengan dr. Fitri yang mendampingi kami. Selain itu kami juga membahas mengenai pengumpulan laporan yang akan dikumpulkan pada
tanggal 09 Juni 2012.
BAB III
PEMBAHASAN
Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di
Indonesia menetapkan bahwa Kesehatan Reproduksi mencakup lima komponen program
terkait, yaitu: Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga Berencana,
Program Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, dan Program Reproduksi pada
Usia Lanjut (Tim Field Lab FK UNS, 2010).
Pada kegiatan Field Lab blok reproduksi
ini kami melakukan penyuluhan dengan tema Kesehatan Reproduksi, Antenatal Care, dan Kontrasepsi pada
ibu-ibu di Posyandu Tumenggung Alap – Alap, Kecamatan Kerjo.
Dalam penyampaiannya, materi yang
disampaikan pada peserta juga harus diperhatikan. Istilah-istilah
medis tidak boleh dilemparkan kepada peserta tanpa disertai
penjelasan dalam istilah lain yang dapat dimengerti oleh pihak non-medis. Hal
ini bertujuan agar peserta dapat mengerti dengan baik mengenai
materi yang disampaikan, jangan sampai peserta bingung dan tidak
mengerti materi yang disampaikan karena kata-kata yang digunakan banyak yang
tidak dimengerti. Untuk cara penyampaian kami menggunakan media berupa media
visual yaitu dalam bentuk presentasi slide yang dibuat secara mandiri oleh
kelompok kami dengan sumber materi berasal dari puskesmas serta beberapa buku, dan beberapa leaflet yang kami buat
untuk dibagikan kepada peserta.
Pada pelaksanaan penyuluhan, tampak respon
para peserta penyuluhan sangat baik. Mereka tampak serius mendengarkan dan
mengikuti materi penyuluhan yang disampaikan. Antusiasme dan rasa ingin tahu
peserta penyuluhan juga ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan pada
saat sesi pertanyaan di setiap akhir penyampaian materi.
Perkembangan terakhir dunia komunikasi
menunjukkan bahwa kegiatan KIE paling berhasil jika dilaksanakan dengan cara
penyampaian yang kreatif dan inovatif sehingga membuat kelompok sasaran merasa
senang atau terhibur. Penyampaian yang kreatif dan inovatif ini dilakukan
melalui pendekatan “pendidikan yang menghibur” (edu-tainment), yang merupakan kombinasi dari education (pendidikan) dan entertainment
(hiburan). Selain memberikan materi penyuluhan, kami
juga memberikan beberapa doorprize di
sela-sela materi. Hal ini
bertujuan agar pemberian materi bersifat menyenangkan dan tidak membosankan.
Pada penyuluhan ini, dilakukan pembagian leaflet sebelum dimulainya penyuluhan, hal
ini bertujuan agar ibu-ibu dapat mengikuti penyuluhan dengan baik dan dapat
membaca materi dengan baik.
Secara umum, pelaksanaan penyuluhan
kesehatan reproduksi berjalan dengan lancar. Adapun kendala yang kami hadapi
dalam kegiatan Field Lab kali ini adalah :
- Waktu yang kurang memadai
Waktu merupakan kendala utama kegiatan
Field Lab kali ini. Karena materi yang banyak dan perlu penyampaian yang
mendalam, kami hampir kehabisan waktu untuk memberikan penyuluhan di materi
yang terakhir, yaitu Kontrasepsi. Pelaksanaan penyuluhan akan lebih optimal apabila dilaksanakan pada pagi
hari sebelum sasaran peserta merasa lelah dan bosan.
- Keadaan yang kurang kondusif
Dikarenakan anak-anak ibu peserta
penyuluhan telah kelelahan dan mulai mengantuk. Hal ini dapat diselesaikan
dengan pemberian doorprize dan makanan kecil serta presentasi yang
menarik dari penyuluh.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini,
kami berharap peserta penyuluhan memiliki pengetahuan seputar kesehatan
reproduksi, perawatan kehamilan, dan kontrasepsi. Selanjutnya, diperlukan
kesadaran dan kemauan agar mereka mau melakukan tindakan preventif dan kuratif
berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan perawatan kehamilannya. Akan lebih
baik lagi, jika peserta penyuluhan yang telah dibekali pengetahuan seputar materi
– materi ini, kemudian membagikan
wawasan yang telah mereka peroleh kepada orang lain. Dengan demikian, akan
semakin banyak orang yang mengerti persoalan reproduksi sehingga dapat menjaga
kesehatan reproduksi dan masa kehamilannya, dan terhindar dari hal hal yang
dapat mengganggu kesehatan organ reproduksi mereka.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
•
Kesehatan Reproduksi merupakan hal yang penting untuk
diketahui masyarakat agar terhindar dari hal-hal yang mengganggu kesehatan
reproduksi.
•
Masyarakat membutuhkan ilmu mengenai kesehatan
reproduksi, perawatan kehamilan, dan
kontrasepsi untuk menjaga kesehatan calon anak sejak dari kadungan
sampai dewasa dan kesehatan pasangan suami-istri agar terwujud keluarga yang
harmonis.
B. Saran
•
karena kesehatan reproduksi, perawatan kehamilan, dan kontrasepsi merupakan
hal penting, sebaiknya diadakan penyuluhan yang menarik dan mudah dipahami oleh
masyarakat.
•
penyuluhan diadakan dengan cara mendidik dan menghibur sehingga masyarakat paham dan
tidak bosan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Revisi Field Lab FK UNS
Surakarta. 2012. Manual Field Lab Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
Kesehatan Reproduksi. Surakarta: Field Lab FK UNS
Tim Field Lab FK UNS Surakarta dan
UPTD Puskesmas Sibela Surakarta. 2012. Manual Field Lab Penyuluhan Kesehatan Penyakit Menular Seksualitas
(PMS). Surakarta: Field Lab FK UNS
Tim Skill Lab FK UNS. 2008. Manual Skill Lab
Komunikasi Dasar 2. Surakarta: Skill Lab FK UNS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar